Rabu, 13 Juni 2012

Tawasul, Berjanji & Dalail tidak haram & Tdk membuat kafir (Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab)



Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab memiliki sebuah sikap yang luar biasa yang mungkin banyak orang yang mengaku menjadi pengikutnya tidak mempercayai hal itu, kemudian mereka menjatuhkan vonis kafir kepada setiap orang yang tidak sejalan denganya.
Perhatikanlah bagaimana Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab mengingkari dan menyangkal semua bentuk pendapat tidak berkualitas, tolol, dan kebohongan yang dinisbahkan kepada dirinya.
Dalam sebuah risalahnya (lihat risalah pertama dari risalah pribadi yang tercakup dalam kumpulan karya-karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang diterbitkan oleh Universitas Imam Muhammad Ibnu Sa’ud Al Islamiyyah (bagian kelima) ). Yang ditujukan kepada penduduk Al Qaisham, ia berkata, “Kemudian perlu kalian semua ketahui bahwa saya diberi tahu bahwa risalah Sulaiman Ibnu Sahim telah sampai kepada kalian. Risalah itu diterima dan dipercayai oleh sebagian orang dari kalian yang katanya orang-orang berilmu. Allah tahu bahwa laki-laki ini telah membuat-buat kebohongan atas diri saya mengenai sejumlah masalah yang saya sama sekali tidak pernah mengatakannya dan bahkan sebagian besarnya sama sekali tidak pernah terlintas dalam benakku.Di antaranya adalah, perkatanaanya bahwa saya mengatakan kitab-kitab madzhab empat tidak berguna, bahwa manusia sejak enam ratus tahun silam tidak berlandaskan pada sesuatu yang bernilai, bahwa saya mengklaim berijtihad, bahwa saya keluar dari taklid, bahwa saya mengeluarkan statemen bahwa perbedaan pendapat para ulama adalah bencana, bahwa saya mengkafirkan orang yang bertawasul dengan orang-orang shalih, bahwa saya mengkafirkan Al Bushiri karena perkataannya “wahai makhluk paling mulia”, bahwa saya mengeluarkan statemen bahwa seandainya saya kuasa untuk meruntuhkan qubah Rasulullah Saw, maka pasti akan saya lakukan, seandainya saya memiliki kuasa terhadap Ka’bah, maka niscaya saya akan mengambil talang emasnya dan menggantinya dengan talang dari kayu, bahwa saya mengharamkan Ziarah ke makam Rasulullah SAW. Bahwa saya mengingkari praktek ziarah ke makam kedua orang tua dan yang lainnya, bahwa saya mengkafirkan orang yang bersumpah dengan selain Allah SWT. Bahwa saya mengkafirkan Ibnu Al Faridh dan Ibnu Arabi, bahwa saya membakar kitab, “ Dalail al Khairat “ dan “Raudh Ar Rayyahin”, dan saya menyebutnya “ Raudh Asy Syayathin”. Jawaban dan tangapan saya terhadap semua hal di atas adalah , “ Maha suci Allah Engkau (Ya Tuhan Kami), ini adalah dusta yang besar .”(ini adalah potongan dari ayat 16 Surat An Nur)
Disamping itu juga ada risalah penting lainnya yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab yang dikirim kepada As Suwaidi salah satu ulam irak, sebagai jawaban atas surat As Suwaidi yang sebelumnya ia kirimkan kepada dirinya untuk menanyakan dan meminta klarifikasi kepadanaya perihal apa yang sedang ramai diperbincangkan banyak orang. (lihat bagian kelima, Ar Rasail Asy Syakhsiyyah hlm. 37 dari kompilasi tulisan-tulisan syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab) yang isinya hampir sama dengan yang diatas.
Sebelum itu, juga ada orang-orang yang membuat kebohongan yang luar biasa atas diri Nabi Muhammad SAW. Yaitu bahwa beliau menghujat dan mencaci Isa putra Maryam, mencaci dan menghujat orang-orang shalih. Hati mereka semua itu serupa dalam tindakan membuat-buat kebohongan dan perkataan palsu. Allah SWT.
Yang artinya : sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah.”(an Nahl :105)
Mereka membuat-buat kebohongan atas diri Nabi Muhammad SAW. Yaitu bahwa beliau mengatakan , bahwa Malaikat, Isa dan Uzair masuk neraka. Lalu Allah SWT pun menurunkan ayat untuk menyangkal kebohongan mereka itu,
surat Al Anbiya’ ayat 101 : “ Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari kami, mereka itu dijauhkan dari neraka.”
dikutip dari Kitab Mafahim Yajibu An Tushahhah, karya Syaikh al Allamah Al Muhaqqiq As Sayyid As Syarif DR. Muhammad Alawi Al Maliki Al Husaini al Makki seorang Alim, sasterawan, pakar hadits dan pakar bahasa yang memiliki keistimewaan berupa periwayatan hadits secara lisan yang memiliki sanad shahih muttasil mulai dari beliau dari ayahnya dari syaikh-syaikhnya seterusny sampai Rasulullah SAW)

Tidak ada komentar: