Rabu, 13 Juni 2012

Para Imam Besar dan Hafidz Hadits Ternyata Suka Tawasul



Ternyata Imam-Imam Besar dan Para Hafidz Hadits banyak yang suka tawasul ini atinya hanya orang-orang yang jahil murokkab, merasa pinter dan benar sendiri serta membenci dan menjadi musuh para ulama Ahlussunnah saja yang memusuhi tawasul.
Di sini kami akan menyebutkan ulama yang berpendapat bolehnya bertawasul atau mereka yang menyebutkan dalil-dalil kebolehanya. Mereka itu adalah para Imam Besar dan para Hafidz hadits. Di antara mereka itu adalah :

  1. Imam Al Hafidz Abu Abdillah al Hakim dalam kitabnya Al Mustadrak. Disitu dia menyebutkan hadits tawasul Adam dengan Nabi Muhammad SAW dan ia menshahihkannya.
  2. Imam al Hafidz Abu Bakar Al Baihaqi dalam kitabnya Dalalil an Nubuwwah. Disitu beliau menyebutkan hadits Adam dan lainnya. Beliau telah berusaha untuk tidak menyebutkan hadits-hadits Maudhu’. 
  3. Imam Al Hafidz Jalaludin as Suyuthi dalam kitabnya Al Khasha’is Al Kubra. Disitu beliau menyebutkan hadits tawasul Adam 
  4. Imam al Hafidz Abu Al Faraj Ibnu Al Jauzi dalam kitabnya Al wafa’ di situ beliau menyebutkan hadits tersebut dan lainnya. 
  5. Imam Al Hafidz Qadhi Iyadh dalam kitabnya As Syifa fi At Ta’rif bi huquq Al Musthofa. Disitu dlam BAB Ziarah dan BAB keutamaan Nabi SAW beliau menyebutkan hadits-hadits tentang hal itu.
  6. Imam Syaikh Nuruddin Al Qari yang dikenal dengan Mulla ali Al Qari dalam syarahnya terhadap kitab As Syifa di tempat-tempat tersebut.
  7. Al Allamah Ahmad Sihabuddin Al Khafaji dalam syarahnya terhadap kitab As Syifa yang dinamakan dengan Nasim Ar Riyadh dibagian-bagian tersebut.
  8. Imam Al Hafidz Al Qasthalani dalam kitabnya al Mawahib al Laduniyyah di bagian awalnya. 
  9. Syaikh Muhammad Abdul Baqi’ Az Zarqani dlam syarahnya terhadap kitab Al Mawahib, 1/44. 
  10. Imam Syaikhul Islam Zakariya An Nawawi dalam kitabnya Al Idhah di Bab ke-7, halaman 498 
  11. Ibnu Hajar Al Haitami dalam cacatan pinggirnya terhadap kitab Al Iddah, hlm.499. Beliau juga mempunyai risalah yang khusus tentang masalah ini yang beliau namakan Al Jauhar Al Munazhzham. 
  12. Al Hafidz Sihabuddin Muhammad bin Muhammad al Jazari Ad Dimasyqi dalam kitabnya ‘Iddatu Al hish Al Hashin, bab keutamaan doa’.
  13. Al Allamah Imam Muhammad Ali Asy Syaukani dalam kitabnya Tuhfah Adz Dzakirin. 
  14. Al Allamah Imam Al Muhaddits Ali Bin Abdul Kafi As Subki dalam kitabnya Syifa As Saqam Fi Ziyarati Khair Al Anam. 
  15. Al Hafidz Imaduddin Ibnu Katsir dalam tafsirnya terhadap ayat : An Nisa ayat 64 ( Bidayah wa Nihayah, 1/180 – 1/91-6/324)
  16. Imam Al Hafidz Ibnu Hajar (Fath Al Bari, 2/494)
  17. Imam Al Mufassir Abu Abdillah Al Qurthubi dalam tafsirnya, 5/265 ketika menafsirkn ayat 64 surat An Nisa.

Tidak ada komentar: